Selasa, 18 Februari 2014

Nasional

INDRAWATI SUKADIS: Demi Kemanusiaan Jalan Evakuasi Kerinci Harga Mati

Selasa, 18 Februari 2014 | 11.48
Indrawati Sukadis/Anggota DPR RI
SaktiNews.com, Jambi – Dewasa ini sulit mecari figure tokoh pemimpin yang benar-benar tulus membantu masyarakat, apa lagi tokoh politik, namun sangat berbeda dengan tokoh politik satu ini sebagai Seorang wakil rakyat ia harus betul-betul memperjuangkan aspirasi rakyatnya.

Hal inilah yang dilakukan oleh anggota DPR RI dari Demokrat Dapil Jambi dr Hj Indrawati Sukadis, M.Si. Sebagai bentuk keseriusannya ia melakukan aksi nyata dengan mengunakan segala kemampuannya dengan totalitas dan jaringan yang ia miliki di pusat membuat ia diberi kepercayaan penuh olehmasyarakat Kerinci untuk memperjuangkan terwujudnya jalan evakuasi bencana alam Lempur-Masgo-Dusun Tuo dan Lempur-Sungai Ipuh.

Bahkan, perjuangan kini mulai terlihat, Indrawati Sukadis mengungkapkan bahwa Jalan evakuasi sangat mendesak dan vital untuk masyarakat Provinsi Jambi. Ia memandang ini sebagai maslaah kemanusiaan.

Karena masyarakat Kerinci dan Sungaipenuh terancam dengan tiga bencana besar yang sewaktu-waktu bisa saja terjadi, seperti gempa bumi, meletusnya Gunung Kerinci dan banjir. Tiga alasan ini sangat memungkinan bagi pemerintah pusat untuk merealisasikan rencana ini, sementara jalan yang ada selama ini rawan longsor. “Jalan evakuasi ini kita harapkan dapat menyelematkan 300 ribu nyawa masarakat Provinsi Jambi”tegas.

Sebenarnya, perjuangan ini bukan tidak pernah, sudah ada perjuangan sebelum-sebelumnya, hanya saja, mungkin ada kran yang belum terbuka. Dengan berjuang bersama-sama, tentunya semua masyarakat berharap ini bisa segera terwujud.

Bahkan Indrawati juga juga sudah bertemu dengan Masyarakat Peduli Kerinci (MPK) dan HKK Jakarta di Bogor dalam rangkaian acara buka puasa bersama Agustus 2013 lalu. “Saat itu, tokoh-tokoh Kerinci meminta saya ikut memperjuangkan terwujudnya jalan evakuasi itu. Dari situlah kemudian dilakukan pertemuan lanjutan di rumah Pak Rafli Nur di Jambi” katanya.

Dilanjutkannya Waktu itu kebetulan ia sedang reses, kemduian diundang oleh para tokoh masyarakat Kerinci yang ada di Jambi bersama Aliansi Rakyat Kerinci Bersatu (Arkeb) di kediaman Pak Rafli Nur. Salah satu aspirasi yang disampaikan waktu itu adalah persoalan jalan evakuasi ini. “Saat itu Saya sampaikan, bahwa Saya akan perjuangkan aspirasi ini ke pusat secara serius dan sungguh-sungguh, karena warga Kerinci dan warga Provinsi Jambi ini adalah warga Saya” katanya.

Setelah pertemuan itu, Indrawati sangat menyadari betapa besar harapan masyarakat Kerinci akan terwujudnya jalan evakuasi ini, itulah yang terus memotivasinya untuk terus berjuang terwujudnya jalan ini. Kesempatan awal itu datang juga, saat kunjungan Ketua DPR RI Marzuki Alie ke Jambi, dengan dibantu oleh Pak Gubernur Jambi, ia memfasilitasi tokoh-tokoh Kerinci, DPP MPK dan Arkeb untuk memaparkan langsung naskah hasil kajian tentang jalan evakuasi ke ketua DPR RI.

“Alhamdulillah itu terlaksana dengan baik. Dan yang paling menggembirakan bagi Saya, setelah pertemuan itu, Pak Marzuki langsung menindaklanjuti aspirasi yang kita sampaikan. Insya Allah, beliau sudah mengagendakan rapat konsultasi pimpinan DPR, bersama Menhut, Kepala BNPB Nasional, Kementerian PU, Komisi IV, Komisi V dan Komisi VIII DPR RI untuk melakukan pembahasan soal jalan evakuasi ini yang akan dilaksanakan pada 17 Februari mendatanag di gedung DPR. Sekretariat DPR juga sudah mengirimkan undangan ke berbagai pihak terkait, seprti gubernur Jambi, Bupati Kerinci, DPP MPK dan Arkeb untuk hadir pada tanggal tersebut” terangnya.

Diterangkannya bahwa dari data awal, ada sekitar 17 kilometer (KM) lahan TKNS yang akan terpakai untuk pembangunan jalan evakuasi ini. Namun demikian, masyarakat Desa Lempur siap menghibahkan hutan adat milik mereka sebagai kompensasi atau pengganti lahan TNKS itu. Ini merupakan contoh langsung betapa besarnya keinginan masyarakat Kerinci akan jalan evakuasi itu.

Diceritakannya bahwa ia pernah berkunjung ke National Park di New Zaeland, semacam taman nasional di Indonesia. Di dalam kawasan itu tidak boleh dibangun warung, rumah atau pun toko-toko karena bisa merusak hutan. Ada objek wisata yang terdapat di dalam kawasan taman nasional itu.

Untuk berkunjung ke sana, disediakan mobil secara khusus. Begitu kita sampai di objek wisata itu, ada restoran yang semua kebutuhannya sudah disiapkan di kota, baru kemudian dibawa ke dalam kawasan, bukan dimasak restoran itu sendiri, sehingga kebersihan taman nasional tetap terjamin. Begitu pula di sepanjang jalan dalam kawasan itu juga tertulis kawasan National Park. Nah Saya ingin melihat Kerinci seperti itu, hutan tidak boleh dirusak, dan tentunya harus dibuat regulasi secara khsusus terkait hal tersebut.

Kendala selama ini kran kita tertutup untuk membawa persoalan ini ke pusat. Dengan adanya rapat konsultasi 17 Februari, ada progres nyata yang terlihat dan akses sudah terbuka lebar. “Saya optimis aspirasi ini bisa terwujud. Dan demi kemanusiaan perjuangan jalan evakuasi Kerinci harga mati bagi saya” tegasnya. (ton/kerincitime)
Komentar
 

Category 2

.