Sabtu, 08 Februari 2014

Polhuk

Polisi Geledah Kantor BKD Sungaipenuh

Sabtu, 08 Februari 2014 | 10.23
Pusri Amsy
SaktiNews.com, SUNGAIPENUH - Penggeledahan kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Sungaipenuh oleh penyidik Polres Kerinci terkait pengusutan kasus kecurangan pada seleksi penerimaan CPNS mendapat perlawanan. Kepala BKD Pusri Amsyi mengirimkan surat ke Polres Kerinci untuk memprotes penggeledahan tersebut.

Perlawanan terhadap polisi juga ditunjukkan putra Pusri, Jeje Biantara, yang telah diperiksa terkait kasus tersebut. Namun, Kapolres Kerinci AKBP Abdul Mun’im memastikan bahwa kasus ini tetap berlanjut. Bahkan, polisi dalam waktu dekat akan terbang ke Medan untuk memastikan ijazah Jeje.

“Penyidik sudah punya rencana dalam mengembangkan kasus CPNS ini, untuk mendapatkan alat bukti," ungkap Mun’im kepada wartawan kemarin. Dia mengatakan, gelar perkara kasus ini telah dilakukan pada Senin lalu. “Meski ada surat (protes) ke Kapolres, pemeriksaan tetap dilanjutkan," ungkapnya.

Mun’im menjelaskan, Pusri melayangkan surat ke Kapolres untuk mempertanyakan kaitan penggeledahan kantor BKD dengan kasus yang sedang diselidiki polisi. “Pusri menanyakan hubungan penggeledahan itu,” katanya.

Kapolres menjelaskan, penggeledahan diperlukan untuk mendapatkan berkas-berkas yang mendukung pengusutan kasus ini, seperti surat lamaran atas nama Jeje Biantara. “Kita lakukan penggeledahan untuk dapatkan berkas, dan kita juga butuh tulisan Jeje itu seperti apa sih," terangnya.

Kapolres juga menyatakan bahwa perlawanan Pusri dan keluarganya tidak hanya sebatas itu. Jeje Biantara diketahui melapor ke Ombudsman. "Ya, silakan saja. Kalau Ombudsman datang ke Kerinci suruh mereka memeriksa Jeje itu seperti apa. Biar mereka tahu gimana Jeje,” ungkapnya.

Terkait laporan Jeje ke Ombudsman, Kapolres memiliki sejumlah penjelasan. Namun, dia mengaku belum berkoordinasi atau memberikan konfirmasi ke lembaga yang di Provinsi Jambi baru beberapa bulan ini terbentuk.

Polisi menelisik sejumlah laporan kasus kecurangan pada seleksi CPNS 2013 Kota Sungapenuh berdasarkan laporan sejumlah LSM. Salah satunya adalah terkait lulusnya Jeje yang diduga menggunakan ijazah asli tapi palsu (aspal) dari salah satu perguruan tinggi di Medan. Sejumlah LSM meyakini Jeje tidak pernah menyelesaikan kuliah, tetapi berhasil mendapatkan ijazah.

Para aktivis LSM juga melaporkan indikasi penerimaan suap pengurusan CPNS oleh Fikar Azami, putra Walikota Sungaipenuh Asyafri Jaya Bakri. Namun, Fikar belum diperiksa. Selain Jeje, polisi juga sudah meminta keterangan Pusri Amsyi.

Masih dalama kaitan dengan CPNS, polisi juga mengusut dugaan kecurangan terkait lulusnya Novi Astria Yenti. Novi diduga dirawat di rumah sakit pada saat tes tertulis digelar pada 3 November 2013. Dia dirawat di RS Mayjen HA Thalib sampai 4 November pagi. Namun, pada pengumuman hasil seleksi, nama Novi tercatat sebagai salah satu peserta yang lulus.

Sumber: harianjambi.com
Komentar
 

Category 2

.