@feo-infojambi.com |
Aksi saling dorong sempat terjadi. Cekcok mulut dengan petugas Satpol PP menjadi pemicu amarah massa. Puluhan massa pendukung kades peraih suara terbanyak, Zarmizon, nekat mendorong barisan petugas keamanan.
Dalam orasinya massa menyebutkan ketidakadilan Pemkot Sungai Penuh dalam menegakkan demokrasi. Mereka mengatakan dalam pilkades 13 Oktober 2013 lalu terindikasi adanya keterlibatan oknum camat yang memanfaatkan momen politik untuk pemilihan legislatif nanti.
“Camat Koto Baru tidak layak dijadikan pemimpin. Kami minta walikota mencopot jabatan Camat Koto Baru," kata para pendemo.
Suasana semakin panas. Kendati Asisten I telah menemui mereka, namun alasan M Rasyid dinilai tidak masuk akal alias ngawur. Menurut massa, dalam berita acara tidak ditemukan keberatan saksi masing-masing calon.
“Ada 8 calon kades yang menggugat," katanya.
Waka Polres Kerinci, Kompol M Sanusi dalam menenangkan aksi massa sempat kewalahan. Ibu-ibu ini tetap ngotot ingin mendengar keterangan walikota memberikan alasan tidak dilantiknya Kades Ujung Sakti yang mendapat suara terbanyak sehingga sulit untuk ditenangkan.
"Saya siap memfasilitasi ibu-ibu di sini. Mari kita sama-sama mendengar alasan dari pemerintah dalam hal meminta kades terpilih untuk segera dilantik," katanya.
Pada pukul 14.00 WIB massa beristirahat di halaman kantor walikota sambil melontarkan amarah dan menuding tidak adilnya camat dalam membangun Koto Baru.
Hebohnya lagi, aksi kucing-kucingan antara massa dengan walikota terjadi ketika walikota hendak keluar dari kantor. Hingga pukul 18.15 WIB warga Desa Dujung Sakti masih berada di halaman kantor walikota.
Sumber: infojambi.com