Senin, 14 Januari 2013

Tulisan

Sahabatku Kekasihku

Senin, 14 Januari 2013 | 23.59



Aku seorang gadis remaja yang tak ubahnya seperti remaja lain disekitar kampusku, namun aku punya seorang sahabat yang selalu setia menanti cerita-cerita ku dan tak jarang harus siap dengan luapan kemarahan ku yang tak terkendalikan ketika mengalami suatu masalah.

Aku dan sahabatku Putri jauh berbeda bagaikan dua sisi mata uang logam yang tak pernah bisa bersatu namun kami selalu bersama dengan perbedaan karakter kami, aku yang selalu ceria sepanjang hari dan terkadang bisa berubah seperti bom atom yang siap meledak kapan saja ketika disakiti, sedangkan Putri gadis manis yang lemah lembut dan penuh kasih, bahkan untuk menyakiti seekor nyamukpun tak pernah tega, namun ia selalu mengikuti sifat jahil ku untuk memberi pelajaran pada orang yang kami anggap modal tampang, yah itulah kami dengan semua perbedaan kami tapi selalu saling menjaga satu sama lain.

Putri gadis lembut itu selalu menjadi incaran playboy yang berkeliaran dikampus ku, bahkan karena kepolosannya dan kecantikan yang ia miliki tak jarang menjadikannya sebagai bahan taruhan cowok-cowok gila yang ada dikampusku. Meskipun memiliki segala yang diinginkan remaja seusia kami tapi ia tak pernah mendapatkan cinta dan kasih sayang seperti yang diinginkannya, orangtuanya hanya sibuk mencari kekayaan yang mereka pikir bisa membahagiakan anak mereka tanpa adanya kasih sayang dari mereka.

Setidaknya aku lebih beruntung dengan apa yang kumiliki, aku masih punya cinta dari orang-orang disekitarku dan terutama orang tuaku, meskipun demikian aku dan Putri selalu menutupi kekurangan kami satu sama lain, paras kami tak jauh berbeda begitupun dengan brain kami namun ku akui kecantikan yang ia miliki terlihat lebih sempurna dengan sifat lemah lembut layaknya putri raja yang manis, putripun mendapatkan kasih sayang dari keluargaku seperti yang ku peroleh, keluarga kami sudah menggap putri bagian dari kami, bukan orang asing.

                                                                            ***
“ Hai, udah lama ? masuk yuk!” sapa Putri yang ternyata sudah ada dibelakangku, sembari menarik tanganku.

Kami berjalan menuju ruang kelas kami, sesampainya dikelas kami mencari posisi untuk duduk yang kami anggap strategis baik untuk menyerap pelajaran yang dijelaskan dosen kami maupun untuk menjahili playboy” bodoh atau cewek” centil yang selalu mengandalkan keseksiannya bukan otaknya.

“ Put, lihat deh mahasiswa baru yang didepan kamu! Kayaknya seru tu buat lucu-lucuan.” Bisikku pada Putri sambil melihat kearah orang yang kami maksud.

“ Diapain bagusnya ?” balas Putri dengan antusiasnya.

“ Gimana kita kerjain dikantin ?”

“Lumayan juga tu, itung-itung penghematan” jawab putri dengan senyum simpulnya “ aku kerjain duluan ya ?”

Aku mulai merasa geli seakan-akan perutku digelitik ratusan serangga melihat aksi Putri menjahili target baru kami, meskipun aku tak mendengar apa yang mereka bicarakan. Dengan kecantikan dan sifat lemah lembut yang ia miliki semakin mempermudah aksinya, Putri memukul pelan bahu target kami agar menoleh kebelakang, ternyata target mengerti isyarat itu.

“Hai, mahasiswa baru ya? “ putri memulai aksinya

“ Hai, iya nih, kenalin Andre.” Jawab target dengan polosnya

“ Putri, eh nanti kenalannya kita lanjutin ya, ntar ketahuan ngobrol kita bisa diusir keluar “ bisik Putri sembari mengakhiri pembicaraan mereka.

Putri kemudian memberikan secarik kertas kecil kepadaku dengan tulisan yang sangat singkat namun membuat kami tertawa tanpa suara, kertas itu bertuliskan ‘ target sesuai rancana, kantin menunggu, tapi terlalu diam ‘ kemudian aku hanya mengacungkan jempolku pertanda setuju.

Seusainya kuliah kami mulai menjalankan rencana kami, Putri mengajak Andre kekantin sementara aku sudah duduk manis menunggu mereka dikantin, tak berapa lama aku melihat Andre dan Putri dari kejauhan yang semakin mendekat. Dan dalam hitungan detik sudah duduk didepanku.

“ Hai, kenalin Indah” sapaku sembari mengulurkan tangan sebagai tanda perkenalan

“ Hai, Andre” jawabnya sembari duduk didepanku dan putri mengambil tempat duduk disebelah kananku, selesai berkenalan kami menjalankan aksi berikutnya.

“ Biar seru ngobrolnya, aku pesan makanan dulu ya, Put pesan apa? Andre ?“ pintaku seolah-olah tak punya rencana apapun untuk target baru kami.
“ Aku siomai sama es jeruk aja ya ndah” jawab putri

“ Aku bakso sama es teh deh, biar segar”

“ Ok d, tungggu ya” aku meninggalkan mereka dan memesan makanan sembari berbisik kepada ibu-ibu yang berjualan dikantin “ Bu baksonya banyakin cabenya ya, trus es tehnya dicampurin garam dikit, ok!”.

“ Ok non, mangsa baru lagi ya? “ balasnya dengan sedikit senyum melihat kenakalan yang slalu kami buat namun selalu diturutinya.

Setelah menunggu 10 menit akhirnya pesanan kami tiba didepan mata dan siap dilahap, namun sepanjang memakan makanan yang kami pesan aku hampir” serasa mau pingsan menahan tawa melihat Andre yang kepedasan dan dengan tergesa-gesa meminum teh dingin didepannya dengan lahapnya namun seketika pamit kepada kami untuk ketoilet.
“ Aku permisi ketoilet sebentar ya ntar kesini lagi “ andre bergegas meninggalkan kami dan tasnya yang tegeletak dikursi.

Kemudian aku dan Putri tertawa penuh kepuasan melihat Suksesnya rencana kami, kemudian timbul ide gila dalam otakku ketika melihat tas Andre, Putri hanya geleng-geleng kepala namun tetap mengikuti rencanaku. Aku mulai mencari-cari sesuatu yang bisa menguntungkan kami dalam aksi berikutnya, benar saja kami menemukan buku agenda dan dengan segera kumasukkan dalam tasku, Putri mengamati keadaan sekitar takut andre segera datang kemudian kami kembali duduk manis sambil makan kembali.

“Sorry ya kelamaan, perutku sakit, baksonya terlalu pedas”
“ Nggak apa-apa kok, makan lagi aja atau pesan yang lain aja” balas Putri seakan tak bersalah

“ Aduh Put gimana ni, dompet ku ketinggalan deh kayaknya” aku memulai rencana ku, meskipun sedikit memalukan.

“ Gimana donk? Tasku dimobil ndah, biar kuambil dulu deh.”

“ Nggak usah biar aku aja yang bayar ya, itung-itung tanda perkenalan”

Kami tersenyum manis dengan apa yang sudah kami lakukan, Andre dengan mudahnya mengikuti permainan kami, dengan mengucapkan terima kasih aku dan Putri mengakhiri permainan kami hari itu dan segera pulang.

Seperti malam selasa lainnya Aku selalu menemani Putri dirumahnya, setelah usai mengerjakan tugas kuliah tiba-tiba kami teringat buku agenda milik Andre kami membacanya dengan penuh rasa ingin tau, ternyata Andre sosok adam yang sangat setia, itu semua kami ketahui dari isi buku agenda tersebut yang selalu membicarakan seseorang bernama Sally yang sangat ia cinta namun mengecewakannya pergi dengan cowok lain hingga Andre pindah kekampus kami demi melupakan pujaan hatinya itu, sejenak aku dan putri tediam lalu berniat mengembalikan buku itu namun tak mungkin jika Andre tau dia pasti akan marah besar dan membenci kami bahkan tak menutup kemungkinan membalas perlakuan kami. Akhirnya kami memilih tetap menyembunyikan buku itu dirumah Putri.

                                                                                   ***

Pagi berganti aku dan Putri berangkat kekampus dengan Honda jass biru milik Putri, ternyata kami melihat Andre tengah duduk dibawah pohon besar tempat aku dan Putri menghabiskan waktu menanti jam kuliah kami, Putri menghentikan mobilnya didepan Andre dan kami turun.

“ Hai, lagi apa disini” sapa ku melihat Andre yang terlihat kaget dengan sapaan ku.

“ Hai, nggak lagi nunggu kalian aja,soalnya tadi aku lihat dikelas nggak ada aku Tanya sama Dewi katanya mungkin kalian disini biasanya kalian disini sebelum jam kuliah”

“ Oh gitu, emang kenapa nunggu kita ? “ jawab Putri

“ Aku Cuma kenal kalian ,yang lain terlihat enggan denganku”

“Ah itu perasaan kamu aja Ndre, karena kamu belum kenal sama yang lain “ balas ku

Semenjak tau keadaan Andre dari buku agenda itu kami mulai berhenti mengerjainya dan menerima dia sepenuhnya sebagai teman baru kami, sejak pertemuan ditempat itu, kami bertiga menjadi lebih akrab dan kemana-mana bertiga, tak jarang membuat teman-teman lain iri dengan kedekatan kami aku dan Putri dengan kelebihan kami dan Andre yang baru kami sadari punya wajah menjanjikan untuk mengerjai cewek-cewek bodoh yang selalu seperti cacing kepanasan melihat wajah Andre yang lumayan tampan, Andrepun mulai mengikuti kebiasaanku dan Putri mengerjai mahasiswa lain yang kami anggap Cuma mengahabiskan uang orangtua mereka.

Seiring berjalannya waktu entah sudah berapa banyak korban yang berjatuhan atas ulah kami, sampai akhirnya Putri mendapatkan orang yang benar-benar mencintainya dengan tulus, ternyata sosok adam ini mampu meluluhkan hati sahabatku tersayang ini, namun entah mengapa Putri terlihat menerima cinta Rico dengan setengah hati.

Rico sosok adam yang akhirnya menjadi kekasih sahabat ku ini merupakan sosok adam yang diharapkan remaja seusia kami dengan ketampanan yang tak jauh berbeda dengan Andre ditambah lagi dengan profesinya sebagai asisten dosen dikampus kami. Rico selalu mencoba membahagiakan Putri sebisanya.

                                                                         ***

Waktu berlalu dengan begitu singkat tanpa terasa persahabatan antara aku,Putri dan Andre sudang berlangsung slama 3 tahun,kami sudah hampir meraih gelar sarjana, hubungan Rico dan Putripun tak terasa telah berlangsung selama 2 tahun. Sementara aku tetap memilih menutup hati ini karena suatu alasan, sedangkan Andre masih dalam proses melupakan cinta yang pernah menghampirinya.

Waktu 2 tahun yang dilalui Putri dan Rico ternyata belum mampu membuat Putri benar-benar mencintai Rico, kamipun tak tau alasan apa yang membuat Putri begitu sulit membuka hatinya untuk Rico orang yang benar-benar mencintainya.

Suatu hari sepulangnya dari kampus kami pergi melepas lelah dengan jalan-jalan kesebuah mall, kami melihat 3 buah gelang unik yang menarik hati kami pada gelang tersebut terdapat 3 buah bola-bola kecil, pada bagian bola-bola tersebut kami memberi inisial nama kami, akhirnya kami membeli gelang tersebut sebagai tanda persahabatan kami mengingat kami yang akan menggapai gelar sarjana dan tak menutup kemungkinan kami akan berpisah terlebih Putri yang segera diminta melanjutkan perusahaan keluarganya diSemarang.

Sesampainya dirumah dan istirahat dikamarku, aku tak henti-hentinya memandang gelang ditanganku itu dengan rasa bersalah, aku merasa begitu bersalah karena mencintai sahabatku sendiri meskipun kami tak pernah membuat janji untuk tak mengubah persahabatan kami menjadi cinta, namun aku merasa bersalah karena ku tau Putri juga mencintai Andre, itulah yang membuatnya tak bisa menerima sepenuhnya kehadiran Rico, hal ini kuketahui dari buku harian Putri yang tertinggal dikamarku, namun Putri tak pernah mengetahui hal ini.

Seminggu setelah kami membeli gelang itu Putri jatuh pingsan ketika kami berada dalam perpustakaan kampus, dengan paniknya aku dan Andre membawa putri kerumah sakit terdekat, betapa mengejutkan ketika kami mendengar penjelasan dokter, hal itu hampir membuat jantungku nyaris berhenti berdetak.

“ Gimana keadaan sahabat kami dok ?” Tanya andre

“ Kenapa baru dibawa kerumah sakit? Apa dia pernah begini sebelumnya?”

“Nggak dok, Cuma beberapa bulan yang lalu saya pernah melihat beberapa bungkus obat dikamarnya, memangnya dia sakit apa dok?” Desakku ingin tau keadaan putri

“Teman anda mengalami leukimia stadium 3, dia butuh banyak istirahat dan kita harus segera melakukan cuci darah, sudah hubungi orang tuanya? ”

“Belum dok, kami akan segera menghubunginya, apa itu bisa membahayakan teman kami dok?“

“ Berdo’a saja agar teman kalian tetap baik-baik saja, karena saya lihat dia juga berjuang keras melawan penyakit ini.” Jelas dokter yang kemudian berlalu meninggalkan kami.

Andre pergi menjemput Rico untuk memberitahukan keadaan Putri karena setelah dihubungi via telpon tak ada jawaban, sementara aku tetap menemani Putri dirumah sakit dan menghubungi orang tuanya yang ada diSemarang.

“ Assalamu’allaikum tante’

“Walaikumsalam, ya Indah apa kabar, tumben kamu telpon tante “ jawab seorang ibu diseberang sana

“ Putri tante, Putri dirawat dirumah sakit tante”

“Apa? Kapan Indah? Sakit apa? “

“ Leukimia tante”

“Ok, ok tante segera pulang ke Bogor, tolong jaga Putri sampai tante nympe dibogor ya”

“Iya tante” aku mengakhiri pembicaraan dan kembali duduk disamping putri yang terbaring lemah.

“ Put, bangun dong. Kamu harus kuat Put, aku janji kamu akan dapatin cinta kamu, Put bangun dong, kita semua sayang kamu, o ya Put mama kamu udah dijalan mau kesini jadi kamu harus cepat bangun, kan kamu bilang ngga mau bikin mama kamu khawatir.” Aku mencoba menghibur Putri yang tak menjawab satu pun uacapan ku

Setelah dua hari tak sadarkan diri akhirnya Putri mulai siuman dan dengan semangatnya tante Dewi memeluk anaknya tersebut dengan penuh isak tangis.

“ Maafin mama sayang, mama ngga pernah memperhatikan kamu, mama sama papa cuma sibuk cari nafkah buat kalian.”

“ Mama” Putri memeluk erat ibunya dengan penuh kasih “ Ndah, makasih ya udah nemenin aku”

“ Nggak ada kata terima kasih untuk sahabat” aku beranjak mendekati Putri dan memeluknya “ kenapa kamu nggak pernah cerita ke aku kalau kamu sakit Put ?”

“ Aku nggak mau bikin kamu dan yang lain khawatir Ndah, aku sayang banget sama kamu” Putri memeluk erat aku. “ Andre mana Ndah ?”

“Andre lagi kekampus tadi sama Rico ditelpon Pak Alex, ada yang mesti mereka selesaikan katanya, udah kamu istirahat dulu ya.”

                                                                           ***

Setelah seminggu dirawat dirumah sakit putri diperbolehkan pulang, semenjak itu ia harus check up setiap minggunya kerumah sakit, dan semenjak itu mama Putri memutuskan tinggal diBogor bersama Putri sampai kami mendapatkan gelar sarjana yang tinggal beberapa bulan lagi.

Aku teringat akan janji yang pernah aku ucapkan pada putri ketika dia tak sadarkan diri, aku memandang dalam pada gelang yang melingkar ditanganku. Tanpa terasa butiran bening menetes dimataku “ meskipun berat, tapi aku harus melupakan andre untuk putri, aku harus menceritakan hal ini kepada Rico, meski berat nantinya bagi aku dan Rico, namun kebahagian Putri lebih penting bagiku, mengingat selama ini ia tak pernah mendapatkan cinta yang ia inginkan dari orangtuanya,” ucapku membatin seraya mencari nama Rico di handphone ku “Hallo. Rico” ucapkan setelah memastikan aku telponku tersambung dengan seseorang disebrang sana.

“Hai Ndah, ada apa?” balas rico dari seberang sana

“ Ehmmm besok kira-kira ada waktu ngga? Bisa ketemu? Ada yang mau aku omongin”

“ Bisa kok, kebetulan besok aku free, ngga ada kuliah juga, jam berapa dan dimana?”

“Dikampus aja ya, ditaman tempat biasa aku sama putri ketemu jam 10, ok?”

“Ok deh, see u”

“ See u too”

Aku merebahkan tubuhku diatas kasur empuk yang selalu setia menemaniku untuk istirahat, aku mulai memejamkan mata menanti hari esok, yang akan membuat aku dan Rico benar-benar membuat pilihan berat demi orang yang kami sayangi, “ inilah yang terbaik” ucapku sebelum benar-benar terlelap.

                                                                      ***

“Ndah, bangun, ayo bangun”

“ Putri? Ngapain pagi-pagi udah disini?”

“ Kenapa, ngga boleh?”

“ Bukannya gitu tapi ini masih pagi, ada apa?”

“ Temenin aku kerumah sakit buat check up ya? Hari ini aku mau kamu yang nganterin”

“ Emang sekarang jam berapa?” jawabku sambil menggosok-gosok mataku

“Jam 9”

“Apa? Jam 9??????????? Duh Put sorry banget ya, aku ada janji jam 10 ntar.”

“ Janji apaan sih? Pentingan mana sama aku?” ucap Putri dengan nada iba.

“Ok, ok aku temenin aku mandi dulu ya.” Jawabku seraya meninggalkan Putri menuju kamar mandi,

Dengan sedikit terpaksa aku menemani putri kerumah sakit, namun pikiran ku melayang menuju Rico ketika aku melihat jarum jam dinding dirumah sakit menunjukkan pukul 10.15 “Rico pasti udah nunggu, aku telpon dulu deh” ucapku membatin. Sementara Putri berada diruang dokter aku mengambil kesempatan untuk menghubungi Rico “ Hallo, Co sorry ya kayaknya aku agak telat, aku lagi nemenin Putri dirumah sakit ni, setengah jam lagi aku kesana ya.”

“ Ya ngga apa-apa, aku tunggu ya, see u”Rico mengakhiri pembicaraan kami.

“ Hai, lagi nelpon siapa? Aku udah siap ni jalan yuk!”

“ Bukan siapa-siapa salah sambung, jalan kemana Put? Aku anterin kamu pulang aja ya, aku udah ditunggu ni.”

“ Ditunggu siapa? Kalau gitu aku ikut kamu aja ya, aku bosen dirumah”

“Nggak bisa Put, maaf banget kali ini aku nggak bisa ajak kamu ya, kita pulang ok?”

“ Nggak usah aku pulang sendiri aja ngga apa-apa kok, kamu pergi aja. Makasih ya udah nganterin aku.”

“Bener ngga apa-apa ?”

“ Iya bener udah sana, aku naik taksi aja ya. “

“ Ya udah hati-hati ya, aku duluan.”

Sesampainya dikampus aku melihat Rico yang sudah menungguku, aku tak perlu menghabiskan banyak waktu untuk berbasa-basi, aku langsung menceritakan semuanya pada Rico, dengan wajah serius ia mendengarkan semua ucapanku, dan kami terdiam sejenak dengan berbagai hal dalam pikiran kami saat itu, terlihat jelas diwajah Rico apa yang aku minta padanya itu sangat berat dan menyakitinya, namun tiba-tiba keheningan antara aku dan Rico menjadi hilang dengan kehadiran Andre yang sudah berada didepan kami.

“ Hai, lagi pada ngapain ?” sapa Andre yang membuat aku dan Rico terkejut

“ Andre! Ngga kok cuma cerita ringan aja ni, ya ngga Co? “ jawabku gugup sembari memandang Rico dengan memberi tanda untuk mengiyakan ucapan ku.

“ Ya ni Ndre, kebetulan aja ketemu jadi cerita-cerita gitu, ya udah aku duluan ya, mau ketemu putri.” Rico mengiyakan ucapanku dan berlalu meninggalkan aku dan Andre.

“ Jalan yuk, bosen ni.” Ajak Andre sambil menarik tangan ku, tanpa bertanya aku mengikuti Andre, akhirnya kami memilih sebuah cafĂ© untuk tempat ngobrol sembari menikmati ice cream kesukaan ku “ eh ngga terasa ya bentar lagi kita jadi sarjana terus pisah, tapi aku janji bakal sering ngunjungin kamu sama Putri, ehmm rasanya aku betah disini apalagi punya dua orang sahabat seperti kalian. Ndah,Ndah,Indah!!!!” andre mengejutkan ku.

“I i iya ndre, apa kamu bilang?”

“ Hmmm mikirin apa sih sayang ?” Tanya Andre sembari mengelus lembut kepalaku dengan sebutan sayang yang biasa diucapkannya untuk aku dan Putri. Aku hanya diam dengan menggelengkan kepalaku dan memandang dalam Andre.

“ Sda apa sih ? kamu hari ini aneh banget tau.”

“ Nggak apa-apa kok, eh ice creamnya enak ya.” Aku mencoba mengalihkan pembicaraan.

“ Ndah! Jangan bohong sama aku, aku tau kamu nyembunyiin sesuatu dari aku, iya kan? jawab aku!”

“ Nggak kok Ndre, ndre aku capek aku mau pulang.”

“ Ok aku antar kamu pulang setelah kamu cerita. Ada apa Ndah?”

“ Ndre, aku ngga apa-apa, udahla aku mau pulang.”

“ kenapa kamu ngga mau cerita ke aku ?”

“andre tolong!!! Aku mau pulang.” Jawabku dengan nada tinggi dan berdiri

“ok kita pulang.” Andre berdiri mengeluarkan uang dalam dompetnya dan meletakkan diatas meja kemudian menarikku dengan kuat menuju mobilnya. Selama dalam mobil tak sepatah kata pun yang keluar dari mulutku dan andre, andre yang focus mengendarai mobilnya dan aku yang hanya diam memandang kearah jendela, namun aku baru menyadari kami tak melewati jalan menuju rumahku dan setelah beberapa waktu kami sampai disebuah taman dimana ditempat itu kami pernah beranji tidak akan berbohong jika aku,putri dan andre berada disana. Andre segera keluar dan menarikku dangan paksa untuk keluar.

“ Skarang ceritakan semuanya, apa yang kamu sembunyikan dari aku dan putri” pinta andre

“ Andre tolong jangan paksa aku, aku mau pulang.” Aku mencoba meninggalkan Andre namun dengan cepat Andre menarik tanganku.

“ Apa ini yang kamu sebut sahabat? Ingat kita tidak boleh berbohong ditempat ini Ndah, jujur pada ku” Andre memegang erat kedua bahuku dengan tangannya dan aku mulai merasakan sakit.

“ Andre tolong lepasin aku, aku nggak bisa.”

“Nggak bisa apa Ndah? Jawab aku” Andre memaksaku dan megguncangkan bahuku

“Andre tolong jangan paksa aku, aku mau pulang! “

“ Aku nggak akan lepasin kamu sebelum kamu mau jujur kepadaku”

“Andre aku, aku benar-benar ngga bisa” aku mulai memberontak untuk melepaskan tangan Andre dari bahuku namun tanpa aku sadari aku berada dalam pelukannya dan merasakan airmataku mulai membasahi pipiku, akupun memeluk erat Andre dengan penuh cinta tapi bukan pelukan yang biasa aku,Putri dan Andre lakukan sebagai sahabat, hingga akhirnya aku dikejutkan dengan kata-kata Andre.

“ Aku sayang kamu Ndah, aku benar-benar mencintaimu lebih dari sahabatku.”

Perlahan aku melepaskan pelukanku dan menatap dalam Andre. “ Putri?” tanyaku dengan nada lirih

“ putri sudah tau hal ini, aku sudah membicarakannya pada putri.” Andre kembali memelukku, namun kali ini aku kembali menangis mengingat apa yang terjadi akan menyakiti Putri.

“Aku juga sayang sama kamu Ndre, tapi ini akan menyakiti Putri.”

“Hmmm siapa bilang, aku kan punya Rico!!” tiba-tiba suara Putri mengejutkan ku dan Andre, aku melihat Putri berdiri dibelakangku sambil menggandeng tangan Rico, dan perlahan mendekat kearahku dan memelukku. Aku memeluk Putri erat dengan penuh rasa bersalah.

“ Sssst jangan nangis jelek tau.” Putri menghapus airmataku “ sahabat akan bahagia jika sahabatnya bahagia” bisik Putri padaku yang masih memelukku.

“Tapi put, kamu juga …..”

“ Sssst udah,kamu ingat waktu kamu jaga aku dirumah sakit? Kamu akan buat aku bahagia? Aku emang nggak sadar Ndah tapi aku bisa dengar semua ucapan kamu dan akupun akan membuat kamu bahagia, aku dan Rico akan berangkat kesemarang minggu depan sebelum kita wisuda, aku dan Rico akan bertunangan, selama dirumah sakit aku mulai sadar akan pentingnya Rico buat aku, aku ingin bersama orang-orang yang menyayangiku selama sisa hidupku ndah”

Suasana tiba-tiba menjadi hening sampai akhirnya Rco mulai memecahkan keheningan itu. “ hmmm gimana kalau kita merayakan kebersamaan kita dengan makan malam bersama malam ini, double date,gimana sayang?” Tanya Rico pada Putri

“ Setuju, kita ketemu jam 8 ditempat biasa ya, udah yuk pulang dah keburu sore ni, kami duluan ya” putri beranjak meninggalkan ku dengan memberikan ciuman hangatnya dipipiku.

Aku dan Andre pun beranjak pulang, dalam perjalanan pulang aku hanya diam ada banyak pertanyaan dalam otakku” darimana putri tau masalah ini? kenapa Rico tidak memberitahuku? kenapa Andre bisa mengungkapkannya pada ku?” pikirku membatin

Sesampainya dirumah aku langsung menuju kamarku dan berbaring santai sambil melihat gelang yang melingkar ditanganku. “ Hmmmm thanks god, semoga ini terbaik untuk kami semua.” Aku memandang dalam gelang ditanganku itu hingga akhirnya terlelap karena telalu lelah.

“ Eh manja bangun, ditunggu andre tu dibawah!” Restu kakak ku membangunkanku

“ Apa? Andre! Sekarang jam berapa kak?” tanyaku dengan kagetnya

“Jam 7.30 malam.”

“Oh no, thanks udah dibangunin aku mandi dulu, tolong bilang ke andre ya kak” aku meloncat menuju kamar mandi meninggalkan kakakku.

Setelah selesai siap-siap, aku perlahan menuruni tangga rumahku dan segera menemui andre diruang tamu yang sedang ngobrol dengan mama dan kakakku. “ aku udah siap, yuk” ajakku pada Andre. “ ma,kak aku pergi dulu ya”.

“ Jangan pulang kemalaman ya sayang sama Putri juga kan? hati-hati nak Andre ya jangan kebut-kebutan”

“Titip adek gue ya Ndre, awas lo kalo lecet. eh manja jangan ngerepotin Andre sama Putri, trus jangan banyak makan ntar gendut tau” canda kakakku sambil mencubit manja hidungku

“ Sip Tu, tante kami berangkat dulu ya, assalamu’alikum” Andre mengakhiri pembicaraan dan melangkah menuju mobilnya.

“ Kok bisa-bisanya sih, ketiduran pas kencan pertama kita?” Tanya Andre dengan nada kecewa

“Maaf, tadi aku kecapekan jadi ketiduran, maaf ya?” pintaku dengan manja

“Hmmmm gimana ya, enak aja. Kalau maaf itu perlu buat apa ada hukum?”

“ Trus gimana donk aku kan benar-benar ketiduran, aku juga ngga bermaksud lupain kencan kita”

“Aku maafin dengan syarat besok siang kamu harus temenin aku makan siang, ok?”

“ wuuuuuuuuuuuuu dasar maunya.”

Akhirnya kami sampai juga ditempat tujuan, kami melihat Putri danR yang sudah menunggu, kamipun mendekat. Kami bercerita banyak bahkan tak jarang pembicaraan mereka membuatku tersipu malu, malam ini adalah salah satu dari malam-malam terindah yang aku miliki dan malam pertama aku sebagai kekasih sahabatku sekaligus malam pertama kencan kami, double date tepatnya. Aku berharap malam ini tak segera berakhir. “ Hmmmm tak pernah terbayangkan olehku sebelumnya, yang sempat anti dengan kaum adam namun akhirnya, sahabatku kekasihku.” Gumamku membatin.

                                                                         ***The end***


Oleh: ChintiyaAS
Komentar
 

Category 2

.