Jumat, 11 Januari 2013

Opini

Jalan Kerinci-Merangin di Bawah Kepemimpinan Empat Gubernur

Jumat, 11 Januari 2013 | 16.05

Oleh: Nani Efendi
Beberapa hari yang lalu, tepatnya hari Rabu, tanggal 19 Desember 2012, terjadi antrian kendaraan sepanjang kurang lebih 1 kilo meter di jalan perbatasan Kerinci-Merangin. Kondisi itu disebabkan oleh satu buah mobil truk dan sebuah alat berat terperosok pada lubang besar tepat di tengah badan jalan. Akibatnya, kendaraan yang akan menuju Kerinci maupun yang akan keluar dari Kerinci menjadi terhambat dan terpaksa mogok lebih satu malam. Untuk bisa masuk ke Kerinci, tidak sedikit yang berbalik arah dan terpaksa lewat Solok, Sumatera Barat. Keadaan seperti itu bukanlah hal yang pertama dialami masyarakat Kerinci. Kondisi ini adalah yang kesekian kalinya dialami masyarakat Kerinci sejak lama, terlebih lagi ketika terjadi hujan lebat. Ketika musim hujan, jalan bisa mengalami longsor karena struktur tanahnya yang tidak mendukung.

Kondisi itu diperparah lagi dengan ukuran jalan yang terlalu sempit. Kalau untuk menuju kabupaten lain yang ada di Provinsi Jambi orang bisa menggunakan jalan yang lebar dan mulus, tidak demikian halnya dengan jalan menuju Kerinci. Setidaknya itulah yang dirasakan masyarakat Kerinci di bawah kepemimpinan empat gubernur. Empat gubernur itu ialah Maschun Sofwan, Abdurrahman Sayuti, Zulkifli Nurdin, dan Hasan Basri Agus (HBA) yang sekarang ini sedang menjabat. Dalam artikel ini, saya tuliskan hanya empat  gubernur karena hanya itu—sampai saat ini— yang saya ketahui dan saya rasakan langsung. Karena, saya belum lahir di zaman sebelum Gubernur Maschun Sofwan, S.H.

Kondisi jalan yang tidak layak, membuat masyarakat selalu mengeluh ketika melewati jalan itu. “Kapan yah jalan Kerinci menuju Jambi menjadi baik. Kapan yah kita bisa berkendaraan dengan cepat dan nyaman sehingga tidak terlalu menyita waktu untuk bisa sampai ke Kota Jambi?” adalah pertanyaan yang sering terlontar dari masyarakat ketika berkendaraan di jalan yang menghubungkan Kerinci dengan Kabupaten Merangin itu. “Kami tidak butuh kunjungan yang sering, tetapi kami butuh pembangunan yang nyata di Kerinci. Untuk apa berkunjung sampai 50 kali kalau toh pembangunan di daerah kami ini tidak ada kemajuan.” Itulah komentar yang muncul dari masyarakat ketika Bang Zul mengatakan bahwa ia cinta masyarakat Kerinci. Kerinci adalah daerah di Provinsi Jambi yang paling sering ia kunjungi selama ia menjabat Gubernur Jambi.

Janji Tinggal Janji

Infrastruktur jalan adalah urat nadi perekonomian masyarakat. Tanpa infrastruktur jalan yang baik, kemajuan suatu daerah akan terhambat. China adalah contoh yang bisa kita jadikan inspirasi dalam hal ini. Dulu, sebelum dilaksanakan pembangunan infrastruktur jalan secara besar-besaran, China belum tergolong kepada Negara maju. Akan tetapi, saat ini, China sangat diperhitungkan dunia. Bahkan, diprediksi, China bisa mengalahkan Negara-negara maju selevel Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan lain sebagainya. Merujuk kepada Negara-negara lain semisal China yang sangat memperhatikan pembangunan infrastruktur jalan untuk kemajuan negaranya, semestinya pemerintah kita juga bisa berupaya sungguh-sungguh untuk melakukan hal yang sama. Dalam hal sumber daya, Negara kita tidak kalah dengan China. Negara kita kaya akan sumber daya alam. Hanya kuncinya saat ini adalah kemauan (political will) yang sungguh-sungguh dari pemerintah untuk membangun. Selama ini, political will dan political action (kemauan politik dan tindakan politik) dari keempat gubernur untuk memperhatikan dan membangun Kerinci tidak terlihat nyata. Yang saya perhatikan selama ini—di bawah kepemimpinan empat gubernur—kemauan yang sungguh-sungguh untuk membangun Kerinci, khususnya jalan Kerinci-Merangin, tidak ada. Kalaupun ada, hanya masih setengah hati. Pembangunan jalan Kerinci-Merangin masih bersifat tambal sulam.

 Janji untuk memperbaiki dan membangun infrastruktur jalan Kerinci-Merangin sepertinya hanya janji tinggal janji. Tidak sesuai antara cita dan kenyataan. Dari zaman Gubernur Maschun Sofwan, sampai Gubernur Zulkifli Nurdin, tidak pernah kelihatan upaya yang benar-benar serius dan sungguh-sungguh untuk membangun infrastruktur jalan menuju Kerinci yang lebih baik. Sehingga, sampai saat ini akses menuju Kerinci menjadi terhambat. Dan perkembangan daerah pun secara umum juga menjadi terhambat.
Saat ini, akses ke Kerinci hanya bisa melalui tiga jalur, yakni jalur dari Kabupaten Merangin, jalur dari  Provinsi Bengkulu, dan jalur dari Solok, Provinsi Sumatera Barat. Saat ini, kondisi dari ketiga jalur itu dalam kondisi yang tidak layak. Hanya jalan dari arah Solok, Provinsi Sumatera Barat yang agak lumayan baik. Nah, yang ironisnya, kalau ada pejabat-pejabat Provinsi maupun pejabat pemerintah pusat yang akan masuk ke Kerinci, mereka memilih jalan via Sumatera Barat. Begitulah yang terjadi selama ini. Pejabat Provinsi, seperti gubernur, lebih memilih jalan via Sumbar, ketimbang membangun jalan di provinsinya sendiri.  Seharusnya, kita malu. Kenapa kita harus lewat provinsi orang, sementara provinsi sendiri ditelantarkan.

Butuh Langkah Kongkrit

Sekarang ini, di bawah kepemimpinan Hasan Basri Agus (HBA), rakyat Kerinci masih menaruh harapan besar. Mungkinkah kemajuan pembangunan akan terjadi di Kerinci dalam masa jabatan HBA? Kita tidak bisa memastikan. Bisa iya, tetapi bisa juga tidak. Yang jelas, rakyat Kerinci tidak butuh janji. Rakyat kerinci saat ini butuh langkah kongkrit. Sudah terlalu lama rakyat Kerinci menderita tidak bisa menikmati akses jalan yang cepat dan nyaman di daerah perbatasan Kerinci dengan Kabupaten Merangin itu. Cukuplah rakyat Kerinci dibuai dengan janji-janji manis sewaktu kampanye. Saat ini, rakyat Kerinci menginginkan kebijakan nyata, bukan visi-misi yang tidak jelas wujudnya.  Pemerintah Provinsi Jambi saat ini harus melakukan langkah-langkah kongkrit bukan hanya kebijakan yang bersifat pencitraan. Masyarakat sudah terlalu jenuh dengan politik pencitraan. Cukuplah rakyat Kerinci menderita tidak bisa menikmati jalan yang layak semenjak zaman penjajahan Kolonial Belanda dan penjajahan Jepang. Sekarang, sudah saatnyan dengan niat yang baik dan sungguh-sungguh kita akhiri kondisi ini dengan segera.

Pemerintah Provinsi Jambi dengan didukung oleh Pemerintah Kabupaten Kerinci dan Pemerintah Kota Sungai Penuh, serta partisipasi dari seluruh elemen masyarakat Kerinci dan pihak-pihak yang berkepentingan (stake holder), kita berharap jalan Kerinci-Merangin segera berubah. Namun demikian, sebagai bangsa pemaaf, kita tidak boleh mengumpat kepada gubernur-gubernur sebelumnya. Mungkin itulah yang mampu mereka perbuat untuk Kerinci. Tinggal sekarang Pemerintah Provinsi yang sedang berkuasa saat ini untuk merubah kondisi itu menjadi lebih baik. Pemerintah Provinsi Jambi mulai saat ini mesti harus melakukan langkah kongkrit dengan segera. Mampukah HBA memenuhi harapan rakyat Kerinci akan infrastruktur jalan Kerinci-Merangin yang layak, sehingga keluhan dan kekecewaan masyarakat Kerinci selama ini bisa terobati dan akses masyarakat Kerinci pun tidak terhambat? Kita tunggu saja.

Nani Efendi
Pengamat,  tinggal di Jambi

Sumber: jambiekspres.co.id
Komentar
 

Category 2

.