Senin, 14 Januari 2013

Opini

PILKADA KERINCI 2013 RAWAN PENGGELEMBUNGAN SUARA

Senin, 14 Januari 2013 | 16.35


Dewasa ini dimanapun di negeri ini telah banyak lahir para raja-raja kecil yang dilahirkan akibat dari otonomi daerah, sehingga para raja-raja ini seakan membangun sebuah kerajaan yang mana dalam kerajaan tersebut hanya terdapat orang-orang terdekat raja dan kemungkinan besar orang-orang tersebut akan melakukan apapun yang dinginkan raja walaupun itu harus bertentangan dengan tupoksi mereka.


Dan dalam waktu dekat ini kompetisi perebutan tahta kerajaan akan segera dilaksanakan, sehingga mereka menghalalkan apapun demi sebuah kemenangan yang diinginkan.

Mengambil pelajaran dari pilkada sebelumnya bahwa terdapat indikasi terjadinya penggelembungan suara diberbagai daerah pemilihan di Kerinci, dan akan sangat ironis sekali apabila kejadian tersebut terulang kembali tanpa ada antisipasi sebelumnya.


Berdasarkan data pemilih yang terdaftar pada pilkada sebelumnya dan dibandingkan dengan data pemilih yang berhasil diambil oleh Dinas Dukcapil melalui panitia perekaman pembuatan e-KTP sangatlah berbanding jauh, dimana jumlah pemilih pada pilkada sebelumnya di tiga kecamatan di Kerinci berjumlah lebih kurang 25.000 dan setelah dilakukan perekaman oleh panitia perekaman e-KTP ternyata ditiga kecamatan tersebut pemilih hanya berjumlah 14.000 dan begitu juga dengan daerah-daerah lain di Kerinci, dilihat dari hasil data pemilih tersebut sudah bisa dipastikan bahwa pada pilkada sebelumnya memang terjadi indikasi penggelembungan suara.

Dari data penduduk kerinci yang wajib melaksanakan E-KTP sebanyak 240.000 orang, tapi realisasinya 140.000 orang wajib E-KTP, 100.000 orang adalah data fiktif atau ber-KTP ganda. 

Untuk itu, pelaksanaan Pemilukada Kerinci 2013 harus menggunakan data E-KTP, karena data inilah yang termutakhir. dan mampu menimalisir kecurangan Pemilukada Kerinci 2013. 

Jika pada pilkada kali ini terjadi lagi penggelembungan suara maka bumi sakti ini akan selalu melahirkan raja palsu dan tidak jujur dimana keadilan bukan pada rakyat.

Penulis paham bahwa masyarakat hari ini sudah bisa memilah yang baik dan buruk, tidak ada gunanya berdemokrasi jika pemimpinnya bukan dari rakyat, bukan oleh rakyat dan bukan untuk rakyat.


Oleh : MHD. WIRA DINATA
Aktivis HMI Cabang Kerinci
Komentar
 

Category 2

.