Selasa, 31 Desember 2013

Daerah Jambi Barat

Jalan Sungai Penuh Tapan Lumpuh

Selasa, 31 Desember 2013 | 11.44
longsor

SaktiNews.com Sungai Penuh, Menutup tahun 2013, Kota Sungaipenuh masih berkutat dengan bencana alam. Kemarin (29/12), jalan yang menghubungkan Kota Sungaipenuh–Tapan, Kabupaten Pesisir Selatan kembali longsor. Kali ini longsor terjadi di KM 22 yang disebabkan hujan mengguyur Kota Sungaipenuh sejak Sabtu (28/12) malam, hingga sore kemarin (29/12).



Akibat longsor dengan ketinggian 2 meter yang menyelimuti seluruh badan jalan itu puluhan kendaraan dari Sungaipenuh dan dari Tapan terjebak longsor.
Sedangkan di Kecamatan Depati Tujuh dan Kecamatan Sitinjau Laut mengalami banjir. Berdasarkan data yang diperoleh Jambi Independent, longsor terjadi disebabkan tebing di pinggir jalan terus terkikis air. Apalagi, tidak adanya pohon penyangga untuk menghalangi tebing.


“Longsor terjadi di KM 22 dengan ketinggian 2 meter panjang 20 meter,” ujar Tito, warga Sungaipenuh yang hendak ke Tapan. Menurutnya, akibat longsor tersebut, dirinya tidak bisa melanjutkan perjalanan dan langsung kembali lagi ke Sungaipenuh. “Mana mobil kecil bisa kembali lagi ke Sungaipenuh. Mana kendaraan besar, terjebak di sana,” terangnya.
Kapolres Kerinci AKBP A Mun'I'm melalui Kasat Lantas AKP Suroto membenarkan bahwa longsor telah terjadi di KM 22 Sungai Penuh–Tapan. Menurutnya, saat ini longsor tersebut sedang dilakukan penanganan oleh Dinas PU Provinsi Jambi. “Ya, saya lagi menuju lokasi longsor dalam menangani longsor kami lansung koordinasi dengan dinas PU Provinsi meminta alat berat turun membersihkan tanah menimbut badan jalan. Sekarang alat sudah dilokasi sedang membersihkan tanah longsor," kata kasat Sat-Lantas AKP Suroto.
Dijelaskannya, meski sedang dilakukan penanganan oleh Dinas PU Provinsi Jambi, dirinya belum bisa memastikan kapan arus kendaraan bisa kembali melewatinya. “Mari kita berdoa bersama, semoga cepat selesai dan bisa ditempuh," pintanya. Sementara itu, di kecamatan Depati Tujuh dan kecamatan Sitinjau Laut terjadi banjir. Banjir yang disebabkan oleh meluapnya Sungai Batang Merao dan Sungai Penawar yang melewati daerah tersebut. “Ya, memang telah terjadi banjir disana,” ujar Kepala BPBD Kabupaten Kerinci Darifus kepada Jambi Independent. Lantas berapa jumlah rumah yang tergenang? Dirinya belum bisa memastikannya. “Belum bisa dipastikan sampai sekarang ini,” pungkasnya.

Padang-Bukittinggi Putus 5 Jam

Longsor juga terjadi di kawasan Singgalang Kariang, Kecamatan X Koto Kabupaten Tanahdatar, Minggu (29/12) sekitar pukul 03.30 WIB dini hari kemarin. Pohon seukuran dua pelukan orang dewasa yang terseret longsoran pada dini hari itu, persis menghalangi akses lalu lintas dari ke dua arah Padang-Bukittinggi. Sehingga antrean kendaraan roda empat dan dua yang terjebak mencapai sekitar 10 kilometer timbal balik.
Kondisi ini diakibatkan karena tidak adanya laporan kepada pihak terkait, hingga adanya personil piket siaga Pusdalop BPBD Padangpanjang yang sedang berpatroli ke arah lokasi bencana.

Kejadian yang baru diketahui anggota Pusdalop BPBD Padangpanjang, Mulza Antoni sekitar 04.30 WIB kemudian diteruskan pada Posko Siaga Bencana di Pusdalop dan langsung menuju tempat kejadian.

Menyisiri antrean kendaraan yang telah mencapai kawasan Bukit Berbunggu Cubadak Bungkuk dari arah Padangpanjang, personil Pusdalops Padangpanjang menggunakan mobil operasional baru sampai di tempat kejadi sekitar pukul 05.00 WIB. Mereka langsung melakukan upaya pemangkasan batang pohon menggunakan tiga unit mesin Sinsaw.

Salah seorang pengendara, Arman, 37, yang ikut terjebak bersama keluarganya sejak pukul 04.00 WIB mengaku tidak mengetahui secara pasti kapan longsor itu terjadi. Namun dirinya yang sudah lelah mengemudi sejak dari Bangkinang menuju Kota Padang itu mengaku memilih bertahan dan tidak ikut memutar seperti pengendara lainnya.

Wakil Komandan Kompi (Wadanki) TRC Pusdalop BPBD Padangpanjang, Jhoni Aldo mengatakan, pihaknya tengah berusaha memperkecil material batang pohon untuk memudahkan proses evakuasi. Jhoni mengaku pihaknya cukup kesulitan mengingat peralatan yang digunakan berupa mesin Sinsaw kecil, tidak dapat dimaksimalkan dengan ukuran kayu yang sangat besar itu.

Sekitar pukul 07.00 WIB, hasil penggergajian tim Pusdalop masih menyisakan bongkahan urat kayu yang hampir tiga pelukan orang dewasa. Bertepatan dengan telah didatangkannya mobil derek dari Polres Padangpanjang dan satu unit eskavator, pangkal pohon baru dapat digulingkan ke dasar jurang sisi kiri arah Padangpanjang. Sebelum kedatangan eskavator, upaya derek menggunakan mobil derek Polres sempat dilakukan namun tidak berhasil.

Kanit Laka Lantas Polres Padangpanjang yang juga berada di lokasi pada pagi itu, Ipda Yaddi P Lubis menyebutkan pihaknya bersama tim Pusdalop berupaya mengatasi hambatan akses lalu lintas. Namun karena begitu besarnya kayu yang memutuskan dua arah lalu lintas tersebut, upaya baru dapat dituntaskan setelah ada bantuan uni eskavator.
“Material longsor hanya satu pohon besar dan beberapa ranting pohon serta sedikit bebatuan kecil dan tanah. Namun karena sulitnya mengatasi satu pohon besar itu, mengakibatkan arus lalu lintas terhenti total sehingga menimbulkan antrean cukup panjang. Kemudian sekitar pukul 08.30 WIB, jalur sudah kembali normal meski masih macet yang juga difaktori kondisi jalan di Singgalang Kariang tidak maksimal untuk menampung kepadatan kendaraan pagi ini,’’ tutur Yaddi.
Komentar
 

Category 2

.